Profil Desa Toyareka
Ketahui informasi secara rinci Desa Toyareka mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil Desa Toyareka, Kecamatan Kemangkon, yang namanya mencerminkan kearifan dalam rekayasa air. Mengupas sejarah perintisan irigasi, budaya mengelola air, dan bagaimana warisan leluhur ini membentuk peradaban agraris yang makmur dan tangguh.
-
Identitas Sejarah Unik
Nama "Toyareka" berasal dari kata "Toya" (air) dan "Reka" (rekayasa), menandakan warisan sejarah sebagai komunitas perintis dalam teknologi dan manajemen pengelolaan air untuk pertanian.
-
Peradaban Agraris Berbasis Air
Seluruh tatanan ekonomi dan sosial desa dibangun di atas keberhasilan dalam mengelola sumber daya air secara cerdas, yang menjadikan pertanian padi sebagai sektor unggulan yang sangat produktif.
-
Budaya Gotong Royong dalam Irigasi
Memiliki modal sosial yang kuat dalam bentuk kerja sama komunal (melalui P3A) untuk memelihara dan mendistribusikan air secara adil, yang merupakan manifestasi modern dari semangat rekayasa leluhur.

Sebuah nama sering kali merupakan cerminan sejarah, karakter dan bahkan takdir. Di Desa Toyareka, Kecamatan Kemangkon, Kabupaten Purbalingga, namanya bukanlah sekadar penanda geografis, melainkan sebuah prasasti hidup yang menceritakan tentang kecerdasan dan daya juang para pendirinya. "Toyareka", yang berasal dari gabungan kata Sansekerta dan Jawa "Toya" (air) dan "Reka" (rekayasa atau ciptaan), secara harfiah berarti "air hasil rekayasa". Nama ini adalah warisan agung yang menandakan bahwa desa ini lahir dari semangat dan kearifan dalam menaklukkan dan mengelola air untuk kemakmuran, sebuah identitas unik yang terus membentuk peradaban agraris mereka hingga hari ini.
Desa Toyareka menempati wilayah seluas 1,79 kilometer persegi. Menurut data kependudukan per Juni 2025, desa ini menjadi rumah bagi sekitar 2.950 jiwa, dengan tingkat kepadatan penduduk 1.648 jiwa per kilometer persegi. Di bawah naungan kode pos 53381, Desa Toyareka tidak hanya mengolah sawah, tetapi juga merawat sebuah warisan ilmu pengetahuan lokal yang tak ternilai harganya.
Prasasti Hidup dalam Nama "Toyareka"
Etimologi nama Toyareka adalah kunci untuk membuka seluruh narasi tentang desa ini. Menurut cerita tutur yang diwariskan dari generasi ke generasi, pada masa lampau wilayah ini merupakan daerah yang sulit air untuk pertanian meskipun berada di dataran rendah. Sekelompok tokoh perintis kemudian memprakarsai sebuah upaya rekayasa yang luar biasa pada zamannya: membuat saluran-saluran air atau kanal-kanal baru yang mampu mengalirkan air dari sumber yang lebih jauh ke lahan-lahan pertanian mereka.
Upaya gotong royong yang berhasil "menciptakan" atau "merekayasa" aliran air inilah yang kemudian diabadikan menjadi nama desa. Kisah heroik ini menanamkan sebuah kebanggaan dan identitas yang mendalam pada diri setiap warga. Mereka bukanlah sekadar petani biasa, melainkan keturunan dari para "insinyur air" tradisional yang dengan kecerdasannya mampu mengubah lahan kering menjadi sawah yang produktif. Sejarah ini membentuk karakter desa menjadi komunitas yang inovatif, pekerja keras, dan sangat menghargai sumber daya air.
Nadi Kehidupan dari Saluran Irigasi
Warisan "rekayasa toya" dari masa lalu terus hidup dan menjadi nadi utama perekonomian desa saat ini. Desa Toyareka memiliki sistem jaringan irigasi yang tertata dengan baik, yang menjadi penopang utama bagi sektor pertaniannya yang maju. Keberhasilan dalam manajemen air memungkinkan para petani untuk melakukan tanam padi secara intensif, bahkan sering kali mampu mencapai tiga kali panen dalam setahun (IP 300).
Keberlanjutan sistem ini di era modern dikelola oleh lembaga sosial yang sangat penting, yaitu Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A). Lembaga ini menjadi wujud institusional dari semangat gotong royong leluhur. Anggota P3A secara rutin bekerja sama untuk:
- Memelihara JaringanMembersihkan saluran irigasi dari sedimen dan gulma untuk memastikan air mengalir lancar.
- Mendistribusikan AirMengatur pembagian air secara adil dan merata ke setiap petak sawah, terutama saat musim kemarau, untuk mencegah konflik.
- Melakukan PerbaikanMengorganisir perbaikan jika ada kerusakan pada pintu air atau tanggul saluran.
Peran P3A ini menunjukkan bahwa bagi masyarakat Toyareka, air adalah aset komunal yang harus dijaga dan dikelola bersama, bukan milik perorangan.
Ekonomi yang Mengalir Mengikuti Air
Dengan jaminan pasokan air yang andal, sektor pertanian padi menjadi pilar ekonomi yang sangat kokoh bagi Desa Toyareka. Mayoritas penduduknya menggantungkan hidupnya dari hasil sawah. Kualitas gabah dari desa ini juga dikenal baik, menjadikannya salah satu pemasok penting bagi kebutuhan pangan di Kabupaten Purbalingga.
Kemakmuran dari sektor pertanian ini kemudian menciptakan efek berantai yang menggerakkan roda ekonomi lainnya. Banyak keluarga yang juga memiliki usaha peternakan skala rumahan, seperti kambing atau sapi, yang pakannya sebagian didapat dari jerami padi. Limbah ternak kemudian diolah kembali menjadi pupuk organik, sebuah praktik ekonomi sirkular yang efisien.
Selain itu, potensi perikanan darat juga mulai dilirik oleh sebagian warga. Dengan melimpahnya air, budidaya ikan di kolam-kolam terpal menjadi alternatif usaha yang menjanjikan. Geliat UMKM di bidang kuliner dan perdagangan juga tumbuh, melayani kebutuhan sehari-hari komunitas yang daya belinya relatif stabil berkat keberhasilan panen.
Budaya Merawat Tirta dan Tata Kelola Komunitas
Budaya di Desa Toyareka sangat kental diwarnai oleh filosofi menghargai air. Ada sebuah kesadaran kolektif bahwa "merawat air adalah merawat kehidupan". Prinsip ini diajarkan secara tidak langsung kepada generasi muda melalui keterlibatan mereka dalam aktivitas komunal seperti kerja bakti membersihkan saluran irigasi.
Tata kelola yang dijalankan oleh Pemerintah Desa Toyareka pun sangat selaras dengan identitas ini. Prioritas pembangunan desa selalu berpusat pada penguatan sektor pertanian dan keberlanjutan sumber daya air. Program-program yang dijalankan antara lain:
- Memberikan dukungan penuh kepada P3A, baik dalam bentuk advokasi maupun fasilitasi.
- Mendorong adopsi teknologi pertanian modern yang efisien dalam penggunaan air (hemat air).
- Mengadakan penyuluhan dan pelatihan untuk meningkatkan kapasitas petani dalam menghadapi tantangan baru seperti perubahan iklim.
"Di Toyareka, kami tidak hanya mewarisi sawah dari leluhur, tetapi yang lebih penting, kami mewarisi ilmu cara membuat sawah itu tetap basah dan subur. Itulah harta kami yang sesungguhnya," ujar seorang tokoh masyarakat, merangkum pandangan hidup desanya.
Warisan Ilmu untuk Kesejahteraan Masa Depan
Desa Toyareka adalah sebuah monumen hidup yang membuktikan bahwa peradaban besar tidak selalu harus ditandai oleh bangunan candi atau istana, tetapi bisa juga terukir dalam setiap liukan saluran irigasi yang mengalirkan kehidupan. Kisahnya memberikan inspirasi bahwa kecerdasan lokal dan semangat gotong royong mampu menjawab tantangan alam dan menciptakan kemakmuran yang berkelanjutan.
Ke depan, tantangan bagi Desa Toyareka adalah bagaimana memodernisasi "ilmu rekayasa air" mereka. Pemanfaatan teknologi sensor untuk irigasi presisi, diversifikasi ke tanaman bernilai ekonomi tinggi yang tetap efisien air, serta membangun branding "Beras Toyareka" yang memiliki cerita sejarah unik adalah beberapa langkah yang dapat ditempuh. Dengan terus merawat dan mengembangkan warisan adiluhung ini, Desa Toyareka tidak hanya akan terus makmur, tetapi juga akan menjadi pusat pembelajaran tentang kearifan manajemen air bagi dunia yang semakin haus akan sumber daya ini.